Secara keseluruhan, yang membedakan dari batik warna alam adalah pewarnanya sendiri yang terbuat dari bahan-bahan alami. Penggunaan warna alam pada batik sudah berlangsung sejak lama. Nenek moyang kita mewariskan kearifan bagaimana tanaman yang tumbuh di sekeliling kita dapat menjadi sumber pewarna alami yang indah. Tanpa mencemari lingkungan. Sekilas pandang akan tampak jika batik tulis maupun cap yang menggunakan warna alam akan terlihat "mbladus”, kusam dan mudah pudar warnanya, dibanding dengan batik warna sintetis yang cenderung cerah dan variatif.
Bahan pewarna alami batik bisa didapat dari bahan tumbuh-tumbuhan yang di ekstrak. Bahan tersebut bisa berasal dari akar, batang, kulit, daun, bunga maupun buahnya. Dari bahan-bahan tersebut akan dihasilkan warna-warna yang beragam meski tidak selengkap bila menggunakan zat pewarna batik kimia.
Ada banyak sekali bahan pewarna alami untuk batik yang bisa digunakan. Berikut ini beberapa contoh bahan-bahan alami yang sering digunakan sebagai bahan pewarna batik alami.
- Jati (Tectona Grandis L), Pohon Jati merupakan salah satu tanama keras yang kayunya bisa menjadi bahan terbaik pembuatan mebel ataupun bahan bangunan rumah. Pohon Jati hingga saat ini masih sangat mudah ditemukan di desa-desa maupun di hutan. Daunnya yang lebar dan rimbun saat musim hujan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami batik. Daun Jati yang masih muda biasanya memiliki warna hijau kecoklatan, daun muda inilah yang dapat digunakan sebagai pewarna alami batik yang menghasilkan warna merah kecoklatan.
- Indigo/tarum (Indigofera tinctoria), Tanaman Tarum merupakan salah satu tanaman perdu yang ada di sekitar kita. Daun maupun ranting dari tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna batik yang menghasilkan warna biru.
- Mangga (Mangitera Indica Lina), Pohon mangga selain dapat dimanfaatkan buahnya untuk dimakan, bagian kulit kayu pohon ini bisa digunakan untuk bahan dasar membuat pewarna batik. Kulit kayu dan daun pohon mangga jika diolah bisa menghasilkan warna hijau pada batik alami.
- Pace/Mengkudu (Morinda citrifolia), Tanaman mengkudu hingga saat ini masih mudah dijumpai dan ditemukan karena tanaman ini merupakan tanaman obat yang bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Jika ingin membuat pewarna batik alami, akar pohon mengkudu dapat dimanfaatkan dan diolah untuk menghasilkan warna merah.
- tingi (Ceriops condolleana), jambal (Pelthopherum pterocarpum) dan tegeran (Cudrania javanensis), merupakan tiga jenis tumbuhan yang dapat dicampur menjadi satu dari kulit dan kayunya sehingga menghasilkan warna soga pada kain batik.
- Secang (Caesaslpinia Sapapan Lin), Tanaman secang selain dapat digunakan sebagai minuman kesehatan, jenis tanaman keras ini dapat diambil bagian kulit kayunya untuk menghasilkan warna merah pada pembuatan pewarna batik alami. Warna merah adalah hasil oksidasi, setelah sebelumnya dalam pencelupan berwarna kuning.